Semeton krama Bali mengajarkan prinsip Mule Keto. Mule Keto akan mencerminkan kejujuran. Apa adanya. Jalan sederhana menuju bahagia. Mula Keto berarti tersirat ajaran bahwa alam semesta ini sudah sempurna adanya, alam ini tidak pernah menunggu kedatangan semeton untuk menyempurnakannya. Masalah semeton lahir atau tidak kedunia ini, dunia ini sudah sangat sempurna adanya. Kedatangan semeton ke dunia ini tidak akan merubah kesempurnaannya. Pandanglah dunia ini dengan kejujuran, dengan hati nurani dengan Mule Keto maka semeton akan merasakan getarannya. Apakah sebenarnya kehidupan dan dunia ini.
Jika semeton memandang dunia ini dengan memakai kaca mata hitam, maka dunia tampak buram. Jika semeton memandang dunia ini dengan kaca mata merah maka dunia ini tampak kemerahan.. Pandanglah dunia ini tanpa kacamata, telanjang apa adanya maka keSunyataan akan menampakkan dirinya.
Prinsip Mule Keto mengajarkan janganlah memandang dunia ini dengan konsep semeton, dengan paradigma semeton, dengan hypothesa semeton, dengan pikiran semeton. Karena dunia ini akan mengikuti konsep semeton, akan mengikuti pikiran semeton, akan mengikuti paham semeton. Karena dunia ini elastis seperti karet. Mau-mau saja. Karena dunia ini sebuah cermin. Bayangan semeton akan tampak didunia sama persis. Sehingga ada orang bijak mengatakan seberapa banyak ada manusia sebegitulah banyaknya dunia. Karena dunia adalah Mayapada ( fatamorgana) adalah Mercapada ( alam siluman). Kalau paham semeton salah, pikiran semeton salah, konsep semeton salah maka semeton akan tersesat sendiri.
Seekor ayam jantan mempunyai arti tertentu bagi seorang bebotoh, mempunyai arti tertentu pula bagi seorang pedagang nasi dan mempunyai arti lain lagi bagi penyayang binatang, mempunyai arti lain pula bagi seorang dokter ahli flu burung.
Konsep, paham atau hypothesis berasal dari pikiran, dari Neo Cortex di otak, dari IQ ( Intlegency Question) dari Palemahan. Bukan dari rasa, bukan dari emosional Question, bukan dari hati, bukan dari Pawongan. Siapakah yang mampu mengkonsepkan kehidupan dan alam semesta ini?. Karena dunia ini melampaui semua konsep, melampaui semua pikiran, melampaui semua paradigma, melampaui semua hyphothesis. Karena dunia dan kehidupan ini Acinthya ( tak terpikirkan ). Beyond of understanding. Untouchable mind.
Semua yang tampak dipermukaan bumi ini adalah benih-benih pikiran yang bertumbuhan dan berekspresi baik dari manusia , binatang , tumbuh-tumbuhan, mikroba maupun virus. Warna-warni permukaan planet ini, baik perkotaan-perkotaan , lembah-lembah, pegunungan-pegunungan akan selalu berubah-ubah sesuai dengan dominasi pikiran –pikiran penghuninya yang berekspresi. Pikiran adalah kabut tebal yang menyelimuti obyektivitas kesunyataan. Orang –orang mungkin akan terkatung-katung dalam dunia mimpi-mimpi yang diciptakan pikirannya. Pikiran akan menghalangi pengetahuan sejati tentang who are you and who the others. Oleh karena itu semeton krama Bali dalam memandang sesuatu persoalan dipermukaan bumi ini akan selalu dengan zero mind. Anak Mule Keto.
Sebelum tahun 1970, orang tidak pernah berfikir bahwa suatu saat kemudian ada yang namanya hand phone ada yang namanya internet. Tapi sekarang semua itu menjadi ada. Siapakah yang mampu melihat dengan jelas dan detail sebuah masa depan menembus sang waktu. Dikatakan di jaman Tretha Yuga kemampuan ini dimiliki banyak manusia karena planet dan tata surya kita masih berdekatan dengan planet-planet murni para Dewa, tetapi dengan mengembangnya pertumbuhan alam semesta maka planet dan tata surya kita bergerak semakin menjauh dengan planet-planet murni tersebut sehingga kemampuan itu menjadi sirna. Dikatakan Maha Rsi Abyasa telah menuturkan secara sangat detail kisah Maha Barata jauh sebelum lahirnya panca Pandawa dan seratus Kaurawa.
Para ahli atom di pusat fisika atom di Berkeley, terkejut menemukan bahwa atom tersebut sesungguhnya jauh dari perkiraan semula, dimana atom sebelunya dianggap materi padat yang bulat seperti kelereng. Atom ternyata sepertinya sebuah dunia, sebuah alam, sebuah ruang kosong. Sub partikel yang paling kecil yang menyusun atom namanya Quark, mempunyai potensi electric 1,04 x 10 pangkat minus 34 joule/ detik, bilangan ini disebut limit dari Planck. Manusia tidak mampu lagi membuat hitungan fisika lebih kecil dari quark. Saking kecilnya quark dapat menembus planet-planet tanpa hambatan. Bumi ini selalu terendam dalam badai quark dari emisi bintang-bintang dan planet-planet lain di alam semesta. Mungkin saja Quark masih dapat dibagi lagi tetapi tak ada rumus fisika atom, atau perangkat yang mampu menghitungnya. Begitulah sebuah atom memiliki inti dan atmosfir atom yang berlapis, seperti bumi kita memiliki langit yang berlapis- lapis. Dilapisan –lapisan atmospir atom inilah berbagai sub partikel atom bergerak secara dinamis dan teratur. Hal ini sudah pernah dikatakan oleh Bhagawan Wasistha ribuan tahun yang silam kepada muridnya paduka Sri Rama, bahwa unsur terkecil alam semesta ini ( red. Atom) adalah sebuah dunia juga, dimana dunia-dunia yang lain datang dan pergi silih berganti.
Alam ini adalah Acinthya ( tak terpikirkan ), oleh karena itu pandanglah alam ini dengan kejujuran hati. Tanpa konsep, tanpa kaca mata pikiran. Apa adanya atau Mule Keto, maka semeton akan tenang, damai, Canthi dan bahagia. Iklas menerima apa adanya, menyatu ( tuning) dengan frekwensi Prahyangan di setiap benda, menyatu dengan alam , menyatu dengan Tuhan, menyatu dengan kebahagiaan.
Prinsip Mule Keto memerlukan emosi kalbu selembut sutra, pikiran sebening kaca dan kepasrahan seteguh baja. Tidak mudah melaksanakan prinsip Mule Keto bagi orang yang masih berorientasi pada Palemahan, pada IQ, pada pikiran. Orang tersebut masih dipermukaan, masih di Palemahan, belum menyelam dalam. Orang seperti itu masih gelisah, masih penasaran, masih belum menemukan orbit, masih mencari jalan. Masih sibuk mencari difinisi, sibuk mencari pembuktian. Membongkar Bumi, membendung lautan, membelah langit , mencari apakah rahasia alam ini. Mereka berputar di orbit terluar, mereka kelelahan sendiri, bertengkar sendiri dengan dirinya, mereka masih rentan frustasi. Mereka menghabiskan hidupnya dalam tanda tanya. Mereka masih belajar.
Semeton krama Bali jaman dulu sudah melewati jalan ini. Sudah selesai belajar. Sudah melintasi orbit siklus ini, sudah pernah tersesat berkali-kali, sudah kapok. Sehingga semeton krama Bali keluar dari konsep apapun, paham apapun, isme apapun tidak peduli apakah paham itu sedang on the mode, sedang in, atau sedang gue banget. Sepanjang paham tersebut masih berorientasi pada Palemahan, pada kulit luar, pada analisa pikiran. Semeton krama Bali menyelam kedalam diri, kedalam ke Sunyataan, kedalam kejerniham nurani, ke dalam Tapa Yogi, kedalam Mule Keto. Penulis
dr. I.B Sindhu SpOG