Arya Tangkas Kori Agung

Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM, Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar - besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi - Tuhan Yang Maha Esa serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka.

 
Refrensi Pasek Tangkas
Untuk menambah Referensi tentang Arya Tangkas Kori Agung, Silsilah Pasek Tangkas, Babad Pasek Tangkas, Perthi Sentana Pasek Tangkas, Wangsa Pasek Tangkas, Soroh Pasek Tangkas, Pedharman Pasek Tangkas, Keluarga Pasek Tangkas, Cerita Pasek Tangkas. Saya mengharapkan sumbangsih saudara pengunjung untuk bisa berbagi mengenai informasi apapun yang berkaitan dengan Arya Tangkas Kori Agung seperti Kegiatan yang dilaksanakan oleh Keluarga Arya Tangkas Kori Agung, Pura Pedharman Arya Tangkas Kori Agung, Pura Paibon atau Sanggah Gede Keluarga Arya Tangkas Kori Agung, Keluarga Arya Tangkas Kori Agung dimanapun Berada Termasuk di Bali - Indonesia - Belahan Dunia Lainnya, sehingga kita sama - sama bisa berbagi, bisa berkenalan, maupun mengetahui lebih banyak tentang Arya Tangkas Kori Agung. Media ini dibuat bukan untuk mengkotak - kotakkan soroh atau sejenisnya tetapi murni hanya untuk mempermudah mencari Refrensi Arya Tangkas Kori Agung.
Dana Punia
Dana Punia Untuk Pura Pengayengan Tangkas di Karang Medain Lombok - Nusa Tenggara Barat


Punia Masuk Hari ini :

==================

Jumlah Punia hari ini Rp.

Jumlah Punia sebelumnya Rp.

==================

Jumlah Punia seluruhnya RP.

Bagi Umat Sedharma maupun Semetonan Prethisentana yang ingin beryadya silahkan menghubungi Ketua Panitia Karya. Semoga niat baik Umat Sedharma mendapatkan Waranugraha dari Ida Sanghyang Widhi – Tuhan Yang Maha Esa.

Rekening Dana Punia
Bank BNI Cab Mataram
No. Rekening. : 0123672349
Atas Nama : I Komang Rupadha (Panitia Karya)
Pura Lempuyang
Pura Lempuyang Luhur terletak di puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang, ... Pura Lempuyang itu merupakan stana Hyang Gni Jaya atau Dewa Iswara.
Berbakti
Janji bagi yang Berbakti kepada Leluhur BERBAKTI kepada leluhur dalam rangka berbakti kepada Tuhan sangat dianjurkan dalam kehidupan beragama Hindu. Dalam Mantra Rgveda X.15 1 s.d. 12 dijelaskan tentang pemujaan leluhur untuk memperkuat pemujaan kepada Tuhan. Dalam Bhagawad Gita diajarkan kalau hanya berbakti pada bhuta akan sampai pada bhuta. Jika hanya kepada leluhur akan sampai pada leluhur, kalau berbakti kepada Dewa akan sampai pada Dewa.
Mantram Berbakti
Berbakti kepada Leluhur Abhivaadanasiilasya nityam vrdhopasevinah, Catvaari tasya vardhante kiirtiraayuryaso balam. (Sarasamuscaya 250) Maksudnya: Pahala bagi yang berbakti kepada leluhur ada empat yaitu: kirti, ayusa, bala, dan yasa. Kirti adalah kemasyuran, ayusa artinya umur panjang, bala artinya kekuatan hidup, dan yasa artinya berbuat jasa dalam kehidupan. Hal itu akan makin sempurna sebagai pahala berbakti pada leluhur.
Ongkara
"Ongkara", Panggilan Tuhan yang Pertama Penempatan bangunan suci di kiri-kanan Kori Agung atau Candi Kurung di Pura Penataran Agung Besakih memiliki arti yang mahapenting dan utama dalam sistem pemujaan Hindu di Besakih. Karena dalam konsep Siwa Paksa, Tuhan dipuja dalam sebutan Parama Siwa, Sada Siwa dan Siwa sebagai jiwa agung alam semesta. Sebutan itu pun bersumber dari Omkara Mantra. Apa dan seperti apa filosofi upacara dan bentuk bangunan di pura itu?
Gayatri Mantram
Gayatri Mantram Stuta maya varada vedamata pracodayantam pavamani dvijanam. Ayuh pranam prajam pasum kirtim dravinan brahmawarcasam Mahyam dattwa vrajata brahmalokam. Gayatri mantram yang diakhiri dengan kata pracodayat, adalah ibunya dari empat veda (Rgveda, Yayurveda, Samaveda, Atharwaveda) dan yang mensucikan semua dosa para dvija. Oleha karena itu saya selalu mengucapkan dan memuja mantram tersebut. Gayatri mantram ini memberikan umur panjang, prana dan keturunan yang baik, pelindung binatang, pemberi kemasyuran, pemberi kekayaan, dan memberi cahaya yang sempurna. Oh Tuhan berikanlah jalan moksa padaku.
Dotlahpis property
Image and video hosting by TinyPic
Atma
Kamis, 18 Oktober 2007
Atma Dalam zaman edan (kali yuga) ini, banyak kita lihat, baca dan perhatikan dimedia masa maupun dimedia elektronik banyak terjadi pertentangan2, pembunuhan2, konplik antara kelompok yang sangat sulit dicari pemecahannya. Pemerintah dengan kabinet reformasinya dengan para menteri terkait berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan beberapa krisis ini, tetapi sampai saat ini belum ada tanda2 perbaikan. Kegagalan pemerintahan orde baru dalam mengatasi kesulitan bangsa ini karena cara penyelesaian yang dipergunakan tidak dengan cara pendekatan kemanusiaan, tetapi dengan rekayasa, intrik2, fitnah dan pendekatan kekuatan militer seperti penculikan yang akan menyebabkan negara kita akan tercabik cabik, dan kalau tidak diatasi dengan bijak kemungkinan terjadi disintegrasi seperti pengalaman2 negara lain yaitu Yugoslavia, Rusia dan lain2nya.

Apakah zaman ini merupakan pengaruh dari kali yuga, dimana dalam kehidupan manusia terjadi pertentangan2 yang sangat tajam, manusia sudah tidak memperhatikan norma2 agama sebagai keyakinannya, seseorang sudah tidak ada hormat kepada orang tua, bawahan tidak taat kepada atasan, dharma negara sudah luntur dan rapuh semua orang selalu mengejar 3 Ta (tahta, arta dan wanita), moral sudah tidak dihargai lagi semua perbuatannya dianggap biasa sehingga manusia sudah tidak mengenal budaya malu.

Kalau kita amati perkembangan negara kita akhir2 ini, baik masalah politik, ekonomi dan hukum seperti benang kusut, pemerintah agak sulit mengatasi sehubungan permasalahannya agak komplek dan merupakan permasalahan yang akumulatif selama 32 tahun pemerintahan orde baru, yang tidak pernah tuntas menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa ini.

Sampai saat ini di ibu kota republik ini yaitu jakarta tiada hari tanpa demontrasi, inflasi cukup tinggi, persediaan sembako agak terbatas sulit dibayangkan bagaimana jadinya negara yang kaya raya di zamrut katulistiwa, dengan rakyatnya ramah tamah akan kelaparan.

Banyak penduduk disekitar Jakarta yang tidak makan beberapa hari yang lebih menyakitkan menurut ceritra teman kami sampai ada yang mengais makanan ditempat sampah, ini adalah akibat dari ulah segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab kepada bangsa dan negaranya. Menurut Bank Dunia diperkirakan bahwa rata2 tiga orang penduduk Indonesia yang sudah miskin adalah dua orang, apalagi rakyat akan dibebani dengan rencana PEMILU tahun depan yang membutuhkan biaya tidak sedikit dan energi dalam masalah politik, sehingga bisa2 masalah ekonomi terabaikan sehingga rakyat semakin terpuruk dengan kemiskinan.

Konplik timbul akibat adanya perbedaan ideologi, persepsi, kepercayaan, ras dan sebagainya. Juga konplik ini timbul akibat adanya kepentingan2 yang berbeda, padahal apabila pemimpin2 bangsa ini mempunyai hati nurani bijaksana, maka semua permasalahan harus diperlakukan dengan tanpa perbedaan. Untuk menjadi orang yang bijaksana bagi umat Hindu sebaiknya mendalami konsep Atma sehingga dalam diri kita akan tumbuh jiwa kasih sayang, cinta kasih kepada sesamanya.

Apabila jiwa kasih sayang telah bersemayam bagi setiap jiwa umat hindu, maka apapun perbedaan2 yang timbul akan dapat diselesaikan dengan hati dan jiwa yang bersih, sehingga konplik2, pertentangan2, permusuhan semua dapat diatasi dengan arif bijaksana.

Konsep Atma.

Brahman menciptakan jagat raya beserta isinya yang terdiri dari makluk hidup beserta alam semesta, dengan melalui atma sebagai percikan dari brahman makluk dapat menikmati kehidupan. Akibat atma maka ada kehidupan didunia ini, dan atma dalam proses menghidupkan akan berpindah pindah dan ber ulang ulang dengan menggunakan badan yang ber beda2 melalui samsara (reinkarnasi) yaitu penjelmaan kembali sebagai makluk.

Setiap proses kehidupan makluk hidup dinilai perbuatannya apakah dharma atau adharma yang dikenal dengan Karmapala yaitu hasil perbuatan selama hidupnya, apabila dalam kehidupan selalu menjalankan dharma maka makluk hidup(manusia) akan mencapai moksa yaitu suatu kebahagian spiritual yang akan menyatu dengan brahman.

Dimana didalam filsafat agama hindu yang terdapat dalam weda yang disebut dengan panca srada dikenal dengan tatwa yaitu lima keyakinan umat hindu yaitu brahman, atman, samsara, karma pala dan moksa. Disamping panca srada kita juga mengenal adanya susila dan ritual. Dalam aktualisasi dari ajaran weda memang terjadi penonjolan2, kalau didaerah Bali kelihatan yang paling menonjol adalah masalah ritual, masyarakat hindu di Bali tiada hari tanpa upacara keagamaan sampai mendapat julukan Pulau Dewata.Atman adalah bagian dari panca srada yang akan dibahas peranannya dalam kehidupan umat manusia, dimana atma adalah merupakan hal yang cukup penting selain panca srada yang lain.

Beberapa pakar agama hindu mencoba menjelaskan apa sebenarnya atma.

1. Menurut Bhagawaan Sri Sathya Sai Baba

Bahwa atma diumpamakan sebagai sinar matahari, dimana matahari memancarkan sinarnya keseluruh alam semesta ini yang tidak mengenal perbedaan, dengan pancaran sinarnya ini dapat menghidupkan semua makluk yang ada dibumi ini, dan matahari sebagai sumber sinar nya disebut brahman.

2. Menurut Bapak DR I Wayan Jendra SS S.U.

Dalam bukunya Dharma tula bahwa atma diumpamakan sebagai gelombang di dalam samudra, setiap angin bertiup akan menimbulkan gelombang 2 kecil didalam samudra dan samudranya sendiri adalah brahman dimana setiap tiupan angin adalah pengaruh indra, makin besar tiupan angin maka makin besar pengaruh indra, apabila pengaruh indra sudah hilang maka samudra tanpa gelombang, sehingga dikatakan samudra tanpa tepi yaitu sudah tenang.

3. Dalam buku Upadesa

Atman adalah merupakan percikan2 kecil dari parana atma yaitu Brahman yang berada dalam makluk hidup.

4. Dalam buku Begawan Gita

Percakapan antara Krisna dengan arjuna, dimana krisna memberikan wejangan kepada arjuna yaitu pusatkan pikiranmu selalu kepadaku karena aku tidak lain adalah atma, dirimu yang sejati. Dengan pikiranmu terpusat kepadaku, laksanakan kewajiban.

Dari uraian beberapa pakar dan buku, bahwa atma adalah merupakan percikan yang bersumber dari Brahman , sehingga atma adalah merupakan bagian dari Brahman dimana atma terdiri dari tiga unsur yaitu prana (nafas), manas (pikiran) dan vakya (sabda).

Adapun sifat2 dari atma menurut Begawan Gita (II.24.25) adalah sebagai berikut.
Achodya (tidak terluka oleh senjata), Adahya (tidak terbakar oleh api), Akledya (tidak terkeringkan oleh angin), Acesyah (tidak terbasahkan oleh air), Nitya (abadi), Sarwagatah (dimana mana ada), Sahanu (tidak ber-pindah2), Acala (tak bergerak), Sanatana (selalu sama), Awyakta (tidak dilahirkan), Achintya (tidak terpikirkan), dan Awikara (tak berubah).

Dari sifat2 atma tersebut maka atma mempunyai kekuatan yang luar biasa, walaupun tidak sama dengan Brahman yang mempunyai empat kekuatan yang disebut Cadu Sakti dan delapan kekuatan yang disebut dengan Asta Sakti.

Bagaimana proses atma dapat menghidupkan semua makluk seperti manusia, binatang dan tumbuh2an. Pembentukan manusia yang terdiri dari lima unsur yang disebut panca maha buta yaitu tanah(pertiwi), air(apah), api(teja), angin(bayu) dan ether (akasa) setelah mendapat sinarnya brahman pada saat dalam kandungan dapat hidup dan menjadi manusia disebut jiwatman. Maka manusia tanpa atman tidak mungkin hidup dan menjadi makluk seperti manusia seperti sekarang ini. Hubungan antara atma dengan badan adalah seperti kita memakai baju, kita adalah atma dan baju adalah badan kita.

Apabila baju telah usang maka baju tersebut akan dicampakan tidak dipakai lagi, dan kita (atma) akan mencari pengganti baju baru ini yang kita kenal dengan proses reinkarnasi. Seperti Kresna berkata kepada Arjuna, bahwa engkau adalah pemakai baju tetapi engkau bukan baju, engkau penghuni rumah tetapi engkau bukan rumah . Engkau yang mengetahui lapangan, kshetrajna, tetapi engkau menganggap dirimu medan itu kshetra.

Maka engkau harus menyamakan dirimu dengan atma dengan selalu mengingat atma, atma adalah brahman dan brahman adalah atma. Semasih atma dibungkus dengan triguna yaitu satwa, rajas dan tamas maka atma belum dapat bersatu dengan brahman. Hubungan antara atma dengan badan manusia dimana terdapat pikiran dan panca indra adalah sebagai berikut.

Atma diumpamakan dengan kusir kereta dimana ada budi, atma akan mengendalikan pikiran manusia, yang diumpakan adalah kudanya, dan keretanya adalah merupakan tubuh manusia, dimana dalam tubuh manusia terdapat panca indra yang dikendalikan oleh pikiran. Peranan kusir(atma) disini sangat penting, apabila kusir tidak dapat mengendalikan kudanya(pikiran) maka arah perjalanan akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan tidak tercapai tujuan, mungkin tercapai tetapi agak lama. Sifat kuda adalah selalu bergerak tidak pernah diam demikian pula pikiran manusia, kadang2 seperti monyet melompat kesana kemari, maka perlu dikendalikan oleh atma (budi) dengan selalu berkonsentrasi agar mendapat ketenangan jiwa, seperti Yoga atau Semadi.

Demikian juga panca indra, yang sangat terpengaruh dengan linkungan nya agak sulit dikendalikan oleh pikiran banyak cobaan2 yang harus dihadapi.

Maka hubungan antara atma, pikiran dan panca indra harus berjalan secara harmonis, semua tindakan akan dikendalikan oleh atma. Bila setiap tidakan dilandaskan pada atma (budi) maka hasil perbuatan tersebut akan menjadi suci dan murni pasti hasilnya adalah dharma (kebenaran). Dalam perkembangan kehidupan manusia saat ini untuk mengharmoniskan antara pikiran dan panca indra saja yaitu Trikaya Parisuda (berpikir,berkata, dan berbuat) mengalami kesulitan, sebab manusia masih selalu ingin memenuhi panca indranya yaitu kenikmatan yang sifatnya sementara yang biasanya menghasikan kesedihan dan mala petaka/kehancuran dirinya sendiri, dan keterikatan2 yang menyebabkan panca indra sulit dikendalikan.

Apalagi mengendalikan antara atma(budi), pikiran dan panca indra membutuhkan latihan2, pengorbanan 2, disiplin dan kesungguhan dengan satu keyakinan yang kuat.
Sebagai ilustrasi dapat kami berikan suatu ceritra bagaimana panca indra sangat besar pengaruhnya kepada pikiran, apabila tidak dipengaruh indra, maka pikiran akan dapat berbuat kebenaran tranparan dengan atma yaitu dharma.

Pada suatu hari ada dua orang cacat tubuh sedang melakukan perjalan mengemis, orang pertama mempunyai cacat tubuh buta dan orang kedua mempunyai cacat tubuh pincang Untuk melakukan perjalanan ini mereka melakukan kerja sama yaitu saling membantu, menuntun ke suatu tempat dimana dalam perjalanan mereka lewat di persawahan.

Sibuta karena tubuhnya lebih besar menggendong sipincang, karena sipincang dapat melihat maka dia sebagai penunjuk jalan dan sibuta tinggal menunggu perintah sipincang kemana arah yang akan dituju. Tepat disuatu tempat ada kebun mentimun yang buahnya sangat banyak maka sipincang menuntun sibuta menuju arah tersebut, dan menyampaikan bahwa kita berhenti sebentar untuk memetik buah mentimun yang cukup banyak. Sibuta bertanya, apakah disekitar kebun tersebut ada pagarnya atau pintu dan apakah ada penunggunya. Sipincang menjawab bahwa kebun tersebut tanpa pagar atau pintu dan penunggunya tidak ada. Sibuta dengan informasi dari sipincang tanpa dapat melihat dengan menggunakan nalurinya berkesimpulan bahwa mentimun tersebut pasti pahit. Memang setelah dipetik oleh sipincang mentimun itu sangat pahit dan banyak getahnya.

Panca indra tidak dapat menangkap dengan tepat apa sebenarnya yang terjadi, maka dengan kemampuan budi (atma) sumber dari segala kebenaran apabila pikiran tidak dipengaruhi panca indra, kebenaran dapat dicapai dengan tepat dan sempurna.

Di India kalau seorang Yogi sudah mencapai Stithaprajna, yaitu orang yang bijaksana, dimana dia mempunyai kemampuan seperti sifat2 atma yaitu air tidak dapat membasahi, senjata tidak dapat melukai, dan api tidak dapat membakarnya.

Atma menghidupi makluk.

Makluk hidup sebagai penghuni alam semesta ini dapat dibagi menjadi 3 makluk yaitu manusia, binatang dan tumbuh2an dan semua makluk ini hidup karena atma, tanpa atma semua makluk tidak dapat hidup. Maka dalam ritual dalam agama hindu, umat hindu sangat menghormati ketiga makluk ini, dimana setiap makluk harus dihormati dengan suatu upacara yang dilakukan setiap 6 bulan sekali, untuk manusia disebut manusia yadnya dan untuk binatang disebut buta yadnya. Untuk manusia dihormati dengan melakukan upacara ngotonin yaitu memperingati hari kelahiran, untuk binatang ada hari tertentu yaitu tumpek andang, upacara untuk menghormati semua binatang yang ada dialam semesta ini, dan untuk tumbuh2an ada hari tertentu yaitu tumpek landep, untuk melakukan upacara menghormati seluruh tumbuh2an.

Diantara semua makluk yang ada dialam semesta ini hanya manusia mempunyai kelebihan dari makluk yang lain dimana manusia disamping mempunyai prana (prana) dan vakya (sabda) manusia mempunyai kemapuan berpikir (manas) yaitu daya nalar sehingga dapat membedakan antara yang baik dan buruk maka manusia yang paling disayang oleh sangyang widhi wasa. Kehidupan didalam 4 yuga yaitu kerta yuga, traita yuga, dwapara yuga dan kali yuga dimana jumlah manusia, binatang dan tumbuh 2an selalu mengalami perubahan sesuai dengan yuga masing2, tetapi tidak mempengaruhi dan merubah volume materi (akasa) dan energi (prana) yang jumlahnya selalu tetap.

Setiap yuga mempunyai keistimewaan masing2. Pada kerta yuga dimana manusia mengutamakan speritual, dan jumlah manusia jauh lebih sedikit dari binatang dan tumbuh2an, pada saat traita yuga jumlah manusia sudah bertambah banyak sebab banyak binatang sudah reinkarnasi menjadi manusia dan binatang dijadikan korban upacara keagamaan demikian pula tumbuh 2an, pada yuga ini manusia lebih mengutamakan ilmu pengetahuan.

Pada saat dewapara yuga juga manusia bertambah banyak akibat dari banyak binatang reinkarnasi menjadi manusia demikian pula tumbuh2an reinkarnasi menjadi binatang, dan dwapara yuga ini manusia mengutamakan upacara2 ritual keagamaan.Pada saat kali yuga sekarang ini jumlah manusia, binatang dan tumbuh2an kalau dilihat secara metrix jumlahnya hampir sama dan dalam kali yuga ini manusia mengutamakan materi.

Sehubungan atma menghidupkan semua makluk, maka perkembangan atma untuk manusia, binatang dan tumbuh2an mengikuti pergantian setiap yuga. Kalau saat ini pada kali yuga (zaman edan), sifat2 manusia menyamai sifat 2 binatang ada yang berpendapat akibat dari manusia yang hidup pada kali yuga banyak hasil reinkarnasi dari binatang , sehingga sifat2 binatang masih dibawa saat reinkarnasi menjadi manusia.

Cinta Kasih

Jika engkau menginginkan kebahagiaan dan kedamaian, engkau harus memberikan kasih. Hanya melalui kasih engkau akan mendapatkan kebahagian sejati. Hanya melalui kasih engkau akan memperoleh ketentraman batin. Kasih hidup dengan memberi dan memaafkan. Karena itu, kembangkan kasihmu, hiduplah dalam kasih. Demikian wejangan Sri Sathya Sai Baba dalam Intisari Bhagawad Gita.

Cinta kasih adalah sifat brahman, bahwa brahman pengasih dan penyayang karena atma merupakan pancaran dari brahma, maka atma juga mempunyai sifat cinta kasih.

Pada saat atma menghidupkan manusia yaitu pada saat janin berumur 4 bulan maka atma sudah dibungkus dengan triguna yaitu satwa, rajas dan tamas dan juga dibungkus dengan sadripu yaitu 6 sifat manusia yaitu kama, lobha, kroda, mada, moha dan matsatya (nafsu, loba, kemarahan, kemabukan dan iri hati). Untuk menghidupkan cinta kasih dalam jiwa manusia sadripu harus dilenyapkan terlebih dahulu dalam diri manusia.

Amarah lahir dari nafsu dan nafsu timbul dari pikiran, maka pikiran harus dikendalikan, dan kalau semua sudah dilebur maka disebut dengan Tapa. Apabila cinta kasih dikaitkan dengan pikiran, ia akan menjadi kebenaran yaitu Satya, apabila cinta kasih dijadikan dasar perbuatan akan timbul Dharma yaitu kebijaksanaan, apabila perasaan sudah diselimuti cinta kasih maka akan tercapai kedamaian yaitu Santy, dan apabila cinta kasih sebagai panutan dalam setiap kehidupan maka akal budi akan dijiwai sikap tanpa kekerasan yaitu Ahimsa, inilah ajaran agama hindu yang sangat mendalam yang harus dihayati setiap umat Hindu.

Untuk menanamkan jiwa cinta kasih terhadap diri kita sendiri ada dua sifat yang ada dalam sadripu yang harus dikendalikan yaitu amarah dan nafsu. Amarah adalah suatu sifat manusia yang sangat sulit dikendalikan, sebab amarah dapat menjadi sumber kesulitan. Akibat amarah kita ditinggal oleh teman2 yang baik, amarah dapat membawa penyakit terhadap diri kita sendiri, juga amarah menyebabkan semua sendi2 kehidupan kita hancur dan amarah sangat terpengaruh dengan pikiran. Untuk mengatasi nafsu, kita harus tanamkan dalam diri kita sifat berkorban kepada sesamanya. Jiwa pengorbanan ini dilakukan dengan suka rela tanpa pamerih dan tidak memikirkan imbalan2.

Didalam masyarakat saat ini sangat sulit mencari orang2 yang suka berkorban tetapi lebih banyak seseorang menuntut haknya, masalah kewajiban selalu dihindari, pada hal kewajiban untuk berbuat baik adalah suatu perbuatan mulia yang dalam ajaran agama hindu merupakan dharma.

Disamping pengendalian amarah dan nafsu, harus ditanamkan rasa cinta kepada sesamanya, apa
bila seseorang tidak memiliki rasa cinta, ia akan merasa tidak bersalah ketika menyakiti orang lain, atau merampas hak orang lain. Karena itu agama hindu dalam ajaran2nya selalu menanamkan kepada umatnya agar kita saling mencintai dan menyayangi, kalau kita sayang kepada penduduk dibumi ini, niscaya Yang Widi Wasa selalu sayang kepada kita, karena kita bersumber dari sumber yang sama yaitu Atma.

Kita berbeda, tetapi bersaudara.

Kalau kita pelajari dan amati kejadian akhir2 ini seperti peristiwa 13-14 mei 1998, bahwa bangsa indonesia yang menganut bhineka tunggal eka serta persatuan dan kesatuan yang merupakan konsep dasar pembentukan negara R I adalah semu seperti gunung es, kenyataannya masalah SARA sudah muncul kepermukaan, dengan banyaknya terjadi palanggaran2 HAM pada hal kita adalah satu bangsa.

Pada saat terjadi kerusuhan Mei kelabu di Jakarta, sungguh sangat mengerikan dan mencekam, kami pulang dari kantor tanpa kendaraan, sebab sudah banyak kendaraan dibakar masa, kami jalan kaki dan menggunakan kendaraan umum seadanya, karena kendaraan umum taxi tidak nampak dan asap ada dimana mana.

Setelah beberapa hari situasinya agak aman, kami mengambil mobil kekantor dan selama perjalanan sungguh memilukan, dijalan jalan banyak toko, gedung tinggal puing2 berserakan, yang sangat menusuk hati nurani kami adalah tulisan2 didepan rumah,toko,gedung misalnya seperti tulisan milik pribumi, milik pribumi muslim, milik betawi asli dan sebagainya, yang sangat menyentuh rasa kebersamaan dan persaudaraan dalam jiwa kami, apakah ada perbedaan warga negara dibumi pertiwi Indonesia yang kita cintai ini ? Kalau kita sudah mengenal konsep atma, kita dilahirkan ber beda2 suku, agama, bangsa dan sebagainya walaupun kita berbeda tetapi kita bersaudara yang lahir dari sumber yang sama yaitu brahman.Sebagai ilustrasi dapat kami ceritrakan sebagai berikut.

Diumpamakan atma adalah setitik air disamudra (Brahma) yang sangat luas dengan gelombang2 (Triguna) yang cukup besar , dan air disamudra mendapat sinar matahari sehingga air menguap menjadi awan. Awan diombang ambingkan di angkasa menjadi lembab dan turun menjadi hujan, dan hujan jatuh ke bumi melalui beberapa sungai yaitu sungainya Hindu, Islam , Kristen, Katolik dan Budha. Air yang mengalir dibeberapa sungai yang berbeda beda akan bersatu lagi disamudra inilah siklus Karmapala dalam ajaran agama Hindu. Jarak jatuhnya hujan di suatu sungai dengan samudra ini disebut dosa, sehingga makin jauh jaraknya air hujan jatuh kebumi dari samudra, makin besar dosa yang dipikul oleh manusia. Selama perjalanan mengalirnya air disungai banyak rintangan2 yang dilalui seperti batu2, terjal, polusi (sampah) dan sebagainya (proses kehidupan yang penuh tantangan), tetapi dengan keyakinan terhadap brahman kita akan cepat dan selamat sampai disamudra yang penuh ketenangan yaitu kama dan kalau sudah menyatu dengan samudra inilah disebut dengan moksa.

Demikianlah sebagai ilustrasi, dimana sebenarnya semua umat manusia apapun agama dan kepercayaannya akan selalu mencari kebenaran yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, karena manusianya sendiri banyak belum mengetahui bahwa kita bersumber dari sumber yang satu yaitu brahman.

Kalau ada orang2 yang menjelek2 kan agama orang lain, apalagi setelah pindah agama Hindu terus melontarkan cercaan2 atau kelemahan2 agama Hindu, mereka tidak atau belum mendalami agama hindu secara baik, baru tahu sebagian2 tidak secara keseluruhan. Jangan2 setelah pindah dari agama Hindu ke agama lain mereka mengalami permasalahan yang sama, karena tidak mau dan malas mempelajari filsafat agama yang dianutnya, pada hal ini adalah masalah prinsip yaitu keyakinan.

Penutup.

Untuk mengantisipasi perkembangan situasi negara Indonesia dimasa masa yang akan datang di alam era reformasi ini akan banyak terjadi perubahan2 terutama dibidang politik dengan banyaknya berdiri partai2 politik yang bermunculan ada yang berazas suatu agama disamping panca sila, maka umat Hindu harus menentukan sikap sesuai dengan ajaran dalam kitab Weda.

Dalam tulisan ini yang lebih menonjol dibahas adalah masalah Ahimsa yaitu suatu sikap dalam perjuangan dengan tanpa kekerasan seperti perjuangan Gandi di India yang terkenal dengan Swadesinya.

Maka dalam pola perjuangan umat hindu baik dalam bidang politik, ekonomi maupun hukum, tidak terlepas dari ajaran2 Weda yang terdapat dalam Susila, Tatwa maupun Ritual. Kita harus selalu ingat dan aktualisasikan ajaran 2 Hindu dalam perjuangan menuju kebenaran yaitu : "Atmanah Moksarthan Jagadhita Ya Ca Iti Dharma " artinya Tujuan Dharma adalah untuk kesejahteraan dunia dan pembebasan Atma. Dimana kita selalu menjungjung kebenaran, tidak ada dharma yang lebih tinggi dari kebenaran, tidak ada dosa yang lebih rendah dari pada dusta, maka hindari dalam kehidupan ini adalah dosa dengan jalan selalu berbuat baik kepada sesamanya. Apabila kita berbuat baik kepada sesamanya berarti kita berbuat baik kehadapan Yang Widhi Wasa, dan secara langsung akan menolong diri sendiri dalam penebusan dosa.

Apabila kita telah mendalami konsep atma maka akan tumbuh dalam diri kita sendiri jiwa cinta kasih, walaupun kita berbeda beda baik agama, suku, ras ,bangsa tetapi kita adalah saudara, kita tanamkan dan pupuk jiwa kebersamaan, persaudaran, tanpa kekerasan.

Dari uraian tersebut diatas kita coba merenung sejenak, bertanya kepada diri sendiri, mengapa aku benci kepadanya, mengapa aku selalu dendam kepadanya, mengapa aku musuhi dia, kenapa aku dengki kepadanya, mengapa aku iri kepadanya, sambil merenung kita harus sadar bahwa diantara kita adalah saudara. Setiap timbul dalam pikiran kita benih2 permusuhan selalu ingat yaitu Satya (kebenaran), Santy (kedamaian), Dharma (kebijakan), Ahimsa (tanpa kekerasan).

Tjok Gede Putra
SHD Pertamina
posted by I Made Artawan @ 23.01  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Penyadur

Name: I Made Artawan
Home: Br. Gunung Rata, Getakan, Klungkung, Bali, Indonesia
About Me: Perthi Sentana Arya Tangkas Kori Agung
See my complete profile
Artikel Hindu
Arsip Bulanan
Situs Pendukung
Link Exchange

Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER

Rarisang Mapunia
© 2006 Arya Tangkas Kori Agung .All rights reserved. Pasek Tangkas