Biyukukung, Pengertian Mebiukukung sering kali disebut mabekukung atau biukukung. Tradisi agraris yang satu ini dilaksanakan untuk petani yang bercocok tanam padi di sawah. Upacara ini dilaksanakan ketika tanaman padi hendak hamil, atau sedang hamil muda. Upacara mabiukukung dilakukan di sawah-sawah, atau tepatnya pada cakangan -- pintu air atau lebih mirip disebut lubang air yang menjadi tempat (hulu) masuknya air di tiap petak-petak sawah garapannya. Pada upacara biukukung, pemuput-nya tak mesti menggunakan pemangku, melainkan cukup pemilik atau penggarap sawah tersebut juga bisa. Uniknya ada pada bebantenan dan pelaksanaannya. Seolah-olah melembaga dan baku, banten biukukung terdiri atas blayag, ketipat gantusan, rujak manis, ampo (camilan dari tanah liat yang biasanya jadi bahan gerabah dibakar), kungkang (orang-orangan berjenis kelamin lanang-istri yang terbuat dari busung -- daun kelapa muda), sampaian kakul, umbi-umbian seperti ubi jalar (jamak), ubi jawa (ketela pohon), keladi. Ada juga umbi-umbian yang digoreng yang ditaruh pada tadah sukla. Tak lupa nyah-nyah geringsing, baas kuning, kacang-kacangan. Sebagai pelengkap juga ada pisang goreng, godoh, dan jajanan lainnya. Banten pengoak ditaruh pada papah enau (tua) yang dibiarkan daun di bagian atas bergerai, lalu dihias dengan ambu. Banten pengoak yang dibuat satu tamas ditaruh menggelantung di sana. Ada pula acara megoak-goakan -- bila menyertakan anak-anak. Anak-anak ini lalu menjadi goak (burung gagak hitam). Anak-anak akan berteriak goaaaaak, goaaaaaak, goaaaaak... bersahut-sahutan. Setelah upacara selesai, banten pengoak di-surud dan diberikan kepada anak-anak yang tadi menjadi goak. Bila tak menyertakan anak-anak, banten pengoak dibiarkan menggelantung, karena yang ngetisang tak boleh nyurud. Usai upacara, banten-banten lain di-surud, tetapi khusus banten pengoak -- bila tak ada anak-anak, dibiarkan saja pada tempatnya. Namun, ada beberapa banten yang sengaja dihanyutkan di cakangan, seperti kungkang, nyah-nyah geringsing, baas kuning dan sebagainya. Sedangkan ubi jamak, ubi jawa dan ubi keladi ditanam di sawah. Tujuan dihanyutkan pada cakangan agar semua areal sawah mendapatkan aura dari upacara tersebut, sebagaimana layaknya air yang memenuhi areal persawahan tersebut yang masuk melalui cakangan itu. ''Cakangan kan sebagai hulu pada sawah tersebut. Air yang memenuhi sawah masuk lewat cakangan. Di sinilah upacara pabiukukungan dilaksanakan,'' kata Mangku I Ketut Sukarena. |