Kajeng Keliwon datang setiap 15 hari sekali. Upacara dan upakara-upakara yang wajîb dilakukan pada hari Kajeng Keliwon ini, hampir sama dengan upacara dan upakara keliwon yang dilakukan pada hari Keliwon. Hanya saja segehan-segehannya bertambah dengan nasi-nasi kepel lima warna, yaitu: merah, putih, hitam, kuning, brumbun Tetabuhannya adalah tuak/ arak berem. Di bagian atas, di ambang pintu gerbang (lebuh) harus dihaturkan canang burat wangi dan canang yasa. Semuanya itu dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Durgha Dewi. Di bawah / di tanah dihaturkan segehan, dipersembahkan kepada Sang Butha Bucari, Sang Kala Bucari, dan Sang Durgha Bucari. Segehan ini dihaturkan kepada Kala Buchara / Buchari (Bhuta Kala) supaya tidak mengganggu. Penyajiannya diletakkan di bawah / sudut- sudut natar Merajan / Pura atau di halaman rumah dan di gerbang masuk bahkan ke perempatan jalan. Mengenai waktu penyajiannya bisa dilakukan tiap hari, atau hari- hari tertentu sesuai kebiasaan dan rerainan. Bahan utamanya adalah nasi berwarna beberapa kepal. Yang umum segehan: putih dan kuning. Tetapi ada juga segehan putih dan putih, putih - hitam, putih - merah, merah - merah, hitam - hitam, kuning - kuning. Ada pula yang yang panca warna: peletakannya sebagai berikut: hitam di utara, putih di timur, merah di selatan, kuning di barat, brumbun di tengah. Hari Keliwon dalam panca wara datang tiap-tiap lima hari sekali. Pada tiap-tiap hari Keliwon, bersemadilah Sang Hyang Çiwa. Umat Hindu di Bali harus menyucikan cita (budhi) dengan metirtha gocara. Dilaksanakan dengan cara menghaturkan canang serta wangi-wangian di sanggah dan di atas tempat tidur. Selanjutnya dihaturkan canang reresik wangi-wangian di Parhyangan dan di Kahyangan. Yadnya ini ditujukan ke hadapan Sang Hyang Ciwa, yaitu ke hadapan Ida Sang Widhi Wasa, kemudian di natar sanggah/ pemerajan, di natar rumah dan menghadap pintu gerbang pekarangan, dihaturkan segehan beberapa nasi kepel (sesuap nasi) lauknya bawang jahe. Tiap set segehan itu terdiri dari 2 kepel dan disuguhkan 3 set (tanding). - Di natar sanggah/pemerajan kepada Sang Bhuta Bucari
- Di natar rumah kepada Sang Kala Bucari.
- Di hadapan pintu gerbang pekarangan kepada Sang Durgha Bucari.
Dari Sang Tiga Bucari itu kita memohon, agar memberi keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga kita, serta memperoleh kesempurnaan hidup dan kebahagiaan.Setelah selesai menghaturkan upacara-upacara itu, lalu bersembahyang kehadapan Dewa Bhatara, terutama kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, mohon keselamatan dunia dan segala isinya.
|
Nice blognys,,,
kunjungi juga blog saya di www.deguspengetahuan.co.cc