Pengertian penting yang terkandung dalam ritual mlaspas dan ngenteg linggih bagi umat Hindu. Bahkan sudah menjadi sebuah kewajiban. Bukan saja bagi bangunan yang dibuat umat Hindu, juga bangunan pemerintah wajib diplaspas. Kembali disebutkan betapa pentingnya upacara mlaspas dan ngenteg linggih bagi bangunan terutama bagi umat Hindu di Nusantara ini. Menurut Drs I Gusti Ngurah Sudiana,M,Si, yang juga pengurus PHDI Bali pengertiannya sangat luas. Yang terpenting dari semua pengertian itu dapat didefinisikan dalam satu pengertian : “sakramen ialah upacara pensucian dan sebagai upaya untuk mensucikan badan, pikiran (manah), dan terletak (budhi) seseorang sehingga ia menjadi anggota masyarakat yang penuh dan mampu mengadakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa kepada para Dewa-dewa dan Leluhur”. Dari difinisi itu pengertian serta tujuannya menjadi lebih jelas. Dengan sangaskara itu, acara itu bertujuan: untuk pensucian badan, jiwa, pikiran dan budi. Untuk memperoleh tingkat status tertentu, melalui pengesahan formal (inisiasi). Untuk lebih memperbaiki dan menyempurnakan pribadi yang disangaskarakan. Semua tujuan itu disimpulkan dari pelaksanaan sangaskara baik sebelum atau sesudah acara itu. Ini terjadi karena sebelum upacara dilakukan secara formal, banyak prasyarat dan aturan-aturan yang harus dilakukan agar upacara itu dapat dilakukan sesuai menurut aturan agama. Pada garis besarnya, imbuh Sudiana, keseluruhan sangaskara itu diselenggarakan untuk tujuan tertentu. Ada dua macam fungsi sangaskara dilihat dari tujuannya yaitu: Fungsi tujuan menurut pemikiran umum bersifat popular. Fungsi tujuan menurut keyakinan bersifat kepercayaan atau superstisi. Adapun tujuan samskara yang bersifat umum dan popular diyakini dalam kaedahnya untuk menciptakan hubungan harmonis dengan lingkungan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa manusia hidup tidak menyendiri. Ia harus berhubungan dengan anggota masyarakat sekitarnya, ia harus berhubungan dengan makhluk yang tampak ataupun dengan yang tidak tampak. Ia harus berhubungan dengan Tuhan dengan Dewa-dewa dan dengan para leluhur mereka. Yang paling penting dasar yang merupakan sangaskara itu adalah adanya “prasarat” didalam Weda yang mengatakan, “Tuhan Yang Maha Esa hanya dapat dihubungi oleh mereka yang telah suci. Jadi untuk pensucian itu gunanya sangaskara,” urai ayah 4 anak ini. Untuk menyelenggarakan sangaskara disadari atau tidak, manusia manusia mendapatkan banyak kesulitan dan hambatan. termasuk lingkungan yang tidak bersahabat. Karena itu, harus diusahakan agar bersahabat, mau membantu, tidak menunggu atau lain-lainnya. Caranya adalah dengan menyelenggarakan acara upacara tertentu dengan tujuan: - Melenyapkan atau mengatasi pengaruh kekuatan yang bermusuhan.
- Menarik atau mempengaruhi kekuatan yang baik agar membantu.Menyelenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan materi.
- Menyelenggarakan hanya sebagai rasa syukur.
Selanjutnya dijelaskan latar belakang dan permasalahan, setiap bangunan itu rumah, toko, kandang dan lain-lain, dan terutama sekali bangunan palinggih. |