a. Penjor adalah upakara yang wajib disertakan pada setiap hari raya Galungan, mulai ditancapkan pada Anggara Wage Dungulan dan dicabut pada Buda Kliwon Paang.
b. Makna penjor : Ucapan terima kasih kepada Bhatara Maha Meru yang telah memberikan pengetahuan dan kemakmuran kepada umat manusia.
c. Kelengkapan dan arti symbol-symbol :
1. Sebatang bambu sebagai symbol keteguhan hati untuk berbhakti kepada Ida Sanghyang Widhi.
2. Hiasan berbentuk bakang-bakang sebagai symbol Atarva Veda
3. Hiasan berbentuk tamyang sebagai symbol Sama Veda
4. Hiasan berbentuk sampyan sebagai symbol Yayur Veda
5. Hiasan berbentuk lamak sebagai symbol Rg Veda
6. Pala gantung, pala bungkah dan kain putih-kuning sebagai symbol kemakmuran dan kecukupan sandang-pangan-perumahan
7. Ubag-abig sebagai symbol kekuatan dharma
8. Sanggah cucuk untuk menempatkan sesaji berupa tegteg daksina peras ajuman
d. Cara memasang penjor :
Sebelum penjor ditanam, lobang galian agar disucikan dengan banyuawang kemudian didasar lobang diletakkan kwangen dengan uang logam11 kepeng. Juntaian ujung penjor mengarah ke “teben” yaitu Barat (Pascima) atau Kelod (untuk di Buleleng, arah ke Utara/Uttara) sehingga sanggah cucuk yang diikatkan di penjor menghadap ke “hulu” yaitu Timur (Purwa) atau Kaja (untuk di Bulleng, arah ke Selatan/Daksina). Penjor ditancapkan disebelah kiri pemedal rumah/Sanggah Pamerajan/Pura. Setiap hari penjor di haturi canang burat wangi.
e. Cara mencabut penjor :
Semua hiasan penjor dibakar, dan abunya dimasukkan kedalam lobang bekas penjor, kemudian diletakkan sebuah takir berisi bubur susuru (tepung beras, madu, susu dan tiga helai padang lepas digodok menjadi bubur). Setelah itu lobang ditimbun tanah. Bambu bekas penjor dapat digunakan untuk keperluan lain.
Setiap Galungan masyarakat Hindu di
Bali sudah lazim memasang penjor dan dipasang di sebelah kanan pintu gerbang. Penjor merupakan sarana dan memiliki makna untuk pemujaan terhapat Hyang Siwa beserta manifestiNya yang distanakan di Pura Besakih.
Sebagai sarana pemujaan penjor memiliki ketentuan-ketentuan agama .
Kembali pada PENJOR. Bahan dasar penjor adalah tiang bambu sbg simbol gunung. Tiang bambu ini dihias seindah mungkin dengan janur dan daun lontar. Kemudian berisi berbagai hasil bumi spt buah kelapa, padi, dll. Juga terdapat daun endongan, daun beringin dan daun plawa. Ada juga lamak, sampyan, dan jenis jejahitan lainnya. Diujung penjor berisikan kain putih sbg lambing kesucian. Secara singkat penjor memiliki makna persembahan rasa syukur umat kpd-Nya atas segala berkah dan rakhmat Beliau kepada umat manusia. Pemasangan penjor Galungan adalah selama 1 bulan
Bali (35 hari). Setelah hari Buda Kliwon Pegatuakan, barulah penjor ini dicabut.
Perjalanan dalam pembelajaran akan makna kehidupan di
Bali sangatlah penting. Esensi Branding
Bali, yaitu Hindu
Bali yang menawarkan objek budaya, alam, dan lingkungan yang memiliki roh spiritualitas Hindu
Bali dengan segala ritual yang penuh MAKNA.